Langsung ke konten utama

Mini riset Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk



ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP PEMBERITAAN AKSI MOGOK NASIONAL ORGANDA PADA HARIAN REPUBLIKA 

(Telaah Struktur Teks Teun A. Van Dijk)
PENDAHULUAN
Dewasa ini, dengan adanya perkembangan teknologi, informasi dapat diakses secara mudah melalui media elektronik. Dengan begitu, media cetak pun terus mengembangkan penyajian berita untuk mengikuti arus pesatnya persaingan. Salah satu media cetak yang menyuguhkan informasi secara detail adalah harian umum atau akrab disebut sebagai koran. Harian umum sebagai media massa selalu mengabarkan informasi kepada khalayak setiap hari. Saat ini, penyajian berita di media massa pun semakin bervariasi mengingat persaingan di antara media massa yang semakin ketat. Oleh karena itu, setiap harian umum dituntut untuk senantiasa menyajikan berita baru untuk konsumsi masyarakat.
Perubahan kepemimpinan negara Indonesia menjadi bahan yang masih diperbincangkan oleh khalayak. Media massa pun tidak mau ketinggalan mengambil isu atau topik tersebut untuk disodorkan kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa cenderung menyajikan porsi yang lebih besar untuk topik berita yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat. Salah satu tema yang paling menarik perhatian masyarakat ialah tema dampak kenaikan harga BBM.
Belum genap dua bulan, presiden Indonesia Ir. H. Joko Widodo memimpin negara ini, ia telah menggegerkan masyarakat Indonesia dengan memutuskan mencabut subsidi BBM bersubsidi. Keputusan tersebut diambil karena ia ingin mengalihkan dana subsidi dari sektor konsumtif ke sektor produktif. Salah satu pihak yang merasa amat dirugikan oleh keputusan tersebut adalah pengusaha transportasi angkatan darat, khususnya Organisasi Angkatan Darat (Organda). Salah satu berita yang menjadi perhatian peneliti adalah berita dari harian umum Republika edisi 19 November 2014 yang berjudul Organda Serukan Mogok.
Belum lama ini, Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat menyerukan aksi mogok nasional sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah. Hal tersebut pun berimbas pada aksi mogok nasional yang dilakukan oleh para sopir angkutan umum di berbagai daerah. Selain itu,tarif angkutan umum perkotaan di sejumlah daerah memutuskan untuk menaikkan tarif secara sepihak. Tentu hal tersebut menyulitkan masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan umum. Oleh karena itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan merasa geram atas ancaman yang dilakukan oleh pihak Organda.
Banyak hal yang dapat dikupas atau dikaji dari berita yang disajikan oleh harian umum Republika tersebut. Jika diamati, masing-masing media cetak melihat satu peristiwa dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, peneliti merasa objek berita ini dapat dibedah dengan menggunakan pisau analisis wacana kritis. Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan pendekatan Teun A. Van Dijk untuk menganalisis berita yang berjudul Organda Serukan Mogok yang diterbitkan oleh harian Republika edisi 19 November 2014.

LANDASAN TEORI
Menurut Fairclough dan Wodak (dalam Eriyanto, hlm. 7: 2001) analisis wacana kritis melihat wacana – pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan – sebagai bentuk dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabkan sebuah hubungan dialeksis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya. Ada beberapa kerangka analisis wacana kritis yang digunakan secara luas dalam kajian yang mengaitkan antara bahasa dengan kehidupan sosial-kemasyarakatan, misalnya kerangka van Leeuwen, Mills dan Fairclough, dan lain sebagainya.
Di antara beberapa kerangka tersebut, model AWK dari van Dijk (1998) dikenal memiliki karakter yang dapat mengaitkan pemberitaan dengan konteks sosial-kemasyarakatan, melalui konsep ‘social cognitive’ (Zifana dan Muniroh, hlm. 8: 2013). Kerangka AWK van Dijk memandang bahwa wacana tidak cukup hanya didasarkan oleh pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang harus juga diamati (Eriyanto, hlm. 221: 2001). Selain itu, kerangka ini pula dapat menunjukkan cara di mana praktik-praktik sosial memengaruhi pilihan elemen-elemen linguistik dan bagaimana pilihan-pilihan tersebut memberikan pengaruh baik kepada struktur maupun praktik sosial (Zifana dan Muniroh, hlm. 8: 2013).
Kerangka analisis van Dijk ini menerapkan dalam tiga lapisan, yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Selaras dengan tujuannya, ketiga lapisan memiliki potensi untuk mengurai strategi wacana yang telah dibahas ke dalam bagian sebelumnya. Secara ringkas, gagasan van Dijk ini menyiratkan bahwa jalinan teks tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan dua elemen lainnya dalam satu siklus berbentuk segitiga (Zifana dan Muniroh, hlm. 8-9: 2013).
Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur/tingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik yang tengah diangkat. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berkaitan dengan kerangka suatu teks. Ketiga, struktur mikro. Ini merupakan makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks (Eriyanto, hlm. 225-226: 2001).
Atas dasar tersebut, kajian ini menggunakan kerangka AWK model van Dijk (1998) karena potensi yang dimilikinya dalam mengelaborasi elemen-elemen wacana secara spesifik (Zifana dan Muniroh, hlm. 9: 2013). Secara khusus, fokus dalam kajian ini ditujukan kepada analisis teks dalam teks berita yang berjudul Organda Serukan Mogok dalam harian Republika edisi 19 November 2014

KLASIFIKASI TEKS BERITA BERDASARKAN STRUKTUR TEKS VAN DIJK
Klasifikasi terhadap Teks Berita Berjudul Organda Serukan Mogok dalam
Harian Republika Edisi 19 November 2014




No.
Elemen Wacana
Uraian
1.
Struktur Makro (Tematik)
a.       Topik


b.      Sub Topik

DPP Organisasi Angkatan Darat (Organda) menyerukan aksi mogok nasional pada hari Rabu, 19 November 2014.
Kenaikan harga BBM berimbas pada tarif atau ongkos angkutan umum naik sepihak.
2.
Super Struktur (Skematik)











a.      Summary
1)      Judul


2)      Lead





b.      Story
1)      Situasi











2)      Komentar
DPP Pusat Organda menyerukan aksi mogok nasional akibat kenaikan harga BBM yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian diikuti oleh pernyataan beberapa ketua dan sekjen Organda di setiap daerah yang mendukung aksi tersebut dengan melakukan aksi mogok. Setelah itu, dideskripsikan gambaran kondisi di lapangan pasca kenaikan harga BBM. Akhirnya, ditutup oleh pernyataan sindiran Menteri Perhubungan dan penegasan oleh wakil presiden bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi untuk Organda.



Organda Serukan Mogok: Ongkos Angkutan Umum Naik Sepihak
Lead mendeskripsikan seruan dari pihak Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk melakukan aksi mogok nasional pada tanggal 19 November 2014 sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang baru.


P8/K1
Pemerintah menetapkan harga Premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter. Sedangkan harga solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi 7.500 per liter.

P1/K1
Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyerukan aksi mogok nasional hari ini, Rabu (19/11), menyusul kenaikan bahan bakar minyak (BBM).

Komentar Andriansyah
P2/K1& K4
Sekjen Organda Andriansyah mengatakan, kenaikan tarif BBM bersubsidi membuat bisnis transportasi umum semakin terpuruk.
“Sekarang saja tingkat keterisian penumpang hanya 40%,” kata dia, Selasa (18/11).

Komentar Edi Lubis
P3/K1 – K2
Ketua Organda Kota Tangerang Edi Lubis mengatakan, aksi seruan mogok massal ini merupakan hasil musyawarah nasional Organda se-Indonesia yang dilaksanakan pada Ahad (16/11) hingga Selasa (18/11) di Semarang. Mogok massal akan dilaksanakan di 33 provinsi,” ujar dia, Selasa (18/11).

Komentar Hadi Mustofa
P4/K1
Ketua Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa mengatakan, sedikitnya 1000 armada di Kabupaten Semarang tak akan beroperasi.

Komentar Dedeh T. Widarsih
P5/K1
Ketua Organda Jabar Dedeh T Widarsih mengatakan, dengan kenaikan BBM sebesar Rp 2.000, semua pengusaha jasa angkutan umum semakin terjepit, sementara kendaraan roda dua jumlahnya terus bertambah.

Komentar Ardi (sopir angkot)
P8/K2
Sopir KWK 01 Ardi mengatakan, jika tarif tidak dinaikkan, pendapatan selama menjalankan angkot hanya habis untuk bensin dan setoran.

Komentar Ignasius Jonan
P11/K4
“Kalau senang ndak mengancam mogok, kalau ndak seneng mengancam mogok. Itu kayak apa?” katanya.

Komentar Jusuf Kalla
P12/K1
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, selama ini Organda sering tak menggunakan tarif yang sudah disepakati karena adanya persaingan bisnis. JK pun menegaskan tak akan memberikan subsidi untuk Organda.
3.
Struktur Mikro
a.      Semantik
1)      Latar






2)      Detail












3)      Maksud
4)      Praanggapan










      
5)      Nominalisasi

b.      Sintaksis
1)      Bentuk kalimat


2)      Koherensi















3)      Pengingkaran
 
4)      Kata ganti





c.       Stilistika
Leksikon





d.      Retoris
1)      Unsur Grafis




2)      Metafora


Kalimat Pernyataan Pembuka
Kenaikan harga BBM berimbas pada tarif angkutan umum perkotaan. Di sejumlah daerah tarif angkot sudah naik lebih dahulu, baik yang ditetapkan oleh dinas perhubungan kota setempat atau ditetapkan sepihak oleh pemilik angkot. 
Detail yang diberikan kepada Organda
P12/K1
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, selama ini Organda sering tak menggunakan tarif yang sudah disepakati karena adanya persaingan bisnis.

Detail yang diberikan kepada pemerintah
P1/K2
Mogok massal ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang membuat operasional pengusaha angkutan umum menjadi lebih berat.
-
P2/K1
Sekjen Organda Andriansyah mengatakan, kenaikan tarif BBM bersubsidi membuat bisnis transportasi umum semakin terpuruk.

P5/K1
Ketua Organda Jabar Dedeh T Widarsih mengatakan, dengan kenaikan BBM sebesar Rp 2.000, semua pengusaha jasa angkutan umum semakin terjepit, sementara kendaraan roda dua jumlahnya terus bertambah. 
-


Teks berita ini terdiri dari dari dua puluh satu kalimat aktif dan sembilan kalimat pasif.
Koherensi pada berita ini dibangun melalui penggunaan alat-alat koherensi pasalnya, alhasil, dan, sedangkan, dan namun.
Pasalnya, tarif angkutan yang dibebankan kepada penumpang kian meningkat. (P2/K2)
Alhasil, keterisian penumpang akan semakin merosot. (P2/K3)
Aksi mogok para sopir angkot membuat para siswa dan masyarakat yang hendak bepergian di daerah Sumber, Kabupaten Cirebon, terpaksa diangkut dengan mobil polisi. (P6/K2)
Sedangkan harga solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi 7.500 per liter. (P7/K2)
Namun, Menhub Ignasius Jonan diperbolehkan maksimal 10 persen. (P11/K1)
-
Dalam berita ini menggunakan kata ganti berupa nama orang seperti Andriansyah, Edi Lubis, Hadi Mustofa, Dedeh T Widarsih, Menhub Ignasius Jonan, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Selain itu, menggunakan pronomina dia.


Dalam berita ini leksikon yang digunakan banyak berhubungan dengan istilah organisasi dan istilah yang berhubungan dengan angkutan umum: Organda, pemerintah, Dishubkominfo, dinas perhubungan, BBM, tarif, penumpang, mogok, armada, angkot, dan bensin.


Diawali dengan judul yang dicetak tebal dan terdapat gambar jejeran angkot atau angkutan umum yang tengah menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur di malam hari pada hari Selasa (18/11/2014)
Penggunaan kata buntut pada kalimat pernyataan untuk mendeskripsikan gambar:
Organisasi Angkutan Darat (Organda) akan menggelar aksi mogok pada Rabu (19/11). Aksi mogok ini buntut dari kenaikan harga BBM.

Keterangan : P (paragraf)
                      K (kalimat)

ANALISIS DATA
Berita yang diproduksi oleh sebuah harian Republika ini mengangkat sebuah berita tentang Organisasi Angkatan Darat (Organda) yang menyerukan aksi mogok nasional pada tanggal 19 November 2014. Berdasarkan analisis struktur teks pada tataran makro, berita ini mengangkat topik mengenai imbas dari kenaikan harga BBM yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Topik yang dimaksud adalah Organda yang menyerukan aksi mogok secara nasional. Aksi ini dianggap sebagai bentuk kekecewaan Organda terhadap kebijakan pemerintah yang membuat operasional pengusaha angkutan umum menjadi lebih berat. Di dalam berita ini pun terdapat subtopik yang berisi tentang kenaikan harga BBM yang berimbas pada tarif atau ongkos angkutan umum naik sepihak.
Dalam berita ini, skema/alur yang dirangkai oleh wartawan yaitu dimulai dari pernyataan dari DPP Pusat Organda yang menyerukan aksi mogok nasional akibat kenaikan harga BBM yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Kemudian diikuti oleh pernyataan beberapa ketua dan sekjen Organda dari setiap daerah yang mendukung aksi tersebut dengan melaksanakan instruksi nasional dari pusat tersebut. Setelah itu, dideskripsikan gambaran kondisi di lapangan pasca kenaikan harga BBM. Misalnya, kondisi di Cirebon yang telah melakukan aksi mogok sebelum Organda menyerukan aksi mogok nasionalnya. Akhirnya, ditutup oleh pernyataan sindiran menteri perhubungan dan penegasan oleh wakil presiden bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi untuk Organda.
Harian Republika dalam mengemas alur pemberitaannya memuat komentar atau pendapat para tokoh yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Para tokoh yang dimaksud, yaitu Sekjen Organda Andriansyah, Ketua Organda Kota Tangerang, Ketua Organda Kabupaten Semarang, Ketua Organda Jawa Barat, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dari komentar para sekjen dan ketua Organda dapat disimpulkan bahwa siap melaksanakan dan mendukung instruksi yang diserukan oleh Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk melakukan aksi mogok nasional. Berikut salah satu kutipan komentar atau pendapat dari pihak Organda yang tertera pada P2/K1 dan K4.
Sekjen Organda Andriansyah mengatakan, kenaikan tarif BBM bersubsidi membuat bisnis transportasi umum semakin terpuruk.
“Sekarang saja tingkat keterisian penumpang hanya 40%,” kata dia, Selasa (18/11).

Bertolak belakang dari komentar para sekjen dan ketua Organda, tokoh Ignasius Jonan dan Jusuf Kalla justru mengecam aksi yang dilakukan Organda tersebut. Selain itu, tokoh Ignasius Jonan pun menyindir ancaman mogok massal Organda. Berikut kutipan komentar Ignasius Jonan yang tertera pada P11/K4.
“Kalau senang ndak mengancam mogok, kalau ndak seneng mengancam mogok. Itu kayak apa?” katanya.

Adapun dari aspek semantik, menggunakan detail yang ditujukan kepada kedua belah pihak, yaitu pihak Organda dan pemerintah. Pemberitaan ini pula memunculkan praanggapan para tokoh, tetapi tidak ditemukan praanggapan yang dimunculkan oleh wartawan. Seperti yang tertera pada P2/K1 berikut di bawah ini.
Sekjen Organda Andriansyah mengatakan, kenaikan tarif BBM bersubsidi membuat bisnis transportasi umum semakin terpuruk. Pasalnya, tarif angkutan yang dibebankan kepada penumpang kian meningkat.

Praanggapan tersebut didukung pula oleh pranggapan yang disebutkan oleh tokoh ketua Organda Jabar yang tertera di P5/K1 berikut di bawah ini.
Ketua Organda Jabar Dedeh T Widarsih mengatakan, dengan kenaikan BBM sebesar Rp 2.000, semua pengusaha jasa angkutan umum semakin terjepit, sementara kendaraan roda dua jumlahnya terus bertambah.

Dari kedua praanggapan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kenaikan harga BBM, pihak Organda merasa sangat dirugikan. Pasalnya, dengan kenaikan harga BBM tentu saja operasional pengusaha transportasi menjadi lebih berat. Itulah yang membuat semua pengusaha jasa angkutan umum semakin terjepit dengan keputusan pemerintah dengan mencabut subsidi BBM tersebut.
Sementara itu, berdasarkan analisis aspek sintaksis, dalam berita ini banyak menggunakan kalimat aktif yang artinya menonjolkan peran seorang subjek. Sebagai contoh, dalam kutipan kalimat di bawah ini.
Aksi mogok para sopir angkot membuat para siswa dan masyarakat yang hendak bepergian di daerah Sumber, Kabupaten Cirebon, terpaksa diangkut dengan mobil polisi.

Dalam kalimat tersebut, frasa “aksi mogok para sopir angkot” berperan sebagai subjek. Frasa tersebut merujuk pada kalimat sebelumnya yaitu keterangan bahwa di Cirebon aksi mogok telah dilakukan sebelum adanya instruksi nasional dari DPP Organda.
Dalam berita ini, umumnya kata ganti yang dipakai merujuk kepada nama orang, seperti  Andriansyah”, “Edi Lubis”, dan “Ignasius Jonan”. Kata ganti “Andriansyah” dan “Edi Lubis” sebagai tokoh yang memiliki pandangan pro terhadap instruksi nasional dari DPP Organda. Sebaliknya, kata ganti “Ignasius Jonan” digambarkan sebagai tokoh yang memiliki pandangan kontra terhadap instruksi nasional dari DPP Organda. Selain kata ganti nama orang, berita ini pula banyak menggunakan pronomina dia.
Untuk lebih menegaskan makna yang ingin disampaikan media kepada pembaca, wartawan menggunakan leksikon-leksikon yang umum didengar dan diketahui oleh pembaca. Dalam aspek grafis, berita ini dirangkai hanya pada satu halaman, yakni pada halaman awal harian Republika edisi 19 November 2014. Pada halaman awal tersebut, judul ditulis dengan cetak tebal. Selain itu, terdapat sebuah gambar yang mendukung dengan topik yang dibahas, yaitu gambar jejeran angkot atau angkutan umum yang tengah menunggu penumpang di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur di malam hari pada hari Selasa (18/11/2014). Selain itu, ditampilkan pula kisaran harga kenaikan tarif angkutan umum dari beberapa daerah untuk disodorkan kepada khalayak.

SIMPULAN
Berita yang terdapat dalam harian Republika edisi Rabu, 19 November 2014 ini berjudul Organda Serukan Mogok. Berita ini memiliki topik DPP Organisasi Angkatan Darat (Organda) yang menyerukan aksi mogok nasional pada hari Rabu, 19 November 2014. Adapun subtopik yang dibahas adalah kenaikan harga BBM yang berimbas pada tarif atau ongkos angkutan umum naik sepihak.
Pada bagian analisis super struktur (skematik), terdapat bagian judul, lead¸ dan komentar. Pendapat atau komentar yang muncul dalam berita ini adalah dari para tokoh pimpinan Organda, seperti sekjen Organda dan ketua Organda dari setiap daerah. Selain itu, terdapat pula komentar dari Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pada bagian struktur makro, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu semantik, sintaksis, stilistika, dan retoris. Aspek semantik terdapat latar, detail, maksud, praanggapan dan nominalisasi, tetapi dalam berita ini tidak ditemukan kalimat yang berisi maksud dan nominalisasi. Praanggapan dari sudut wartawan pun tidak dimunculkan dalam berita ini. Jadi, di sini wartawan hanya mendeskripsikan kondisi yang ada. Aspek sintaksis berisi bentuk kalimat, koherensi, pengingkaran dan kata ganti. Namun, kalimat pengingkaran tidak ditemukan dalam berita ini. Kata ganti yang dipergunakan dalam berita ini merupakan kata ganti berupa nama orang dan pronomina dia. Aspek stilistika hanya terdapat leksikon, leksikon yang dipergunakan dalam berita ini adalah leksikon-leksikon yang umum didengar dan diketahui oleh pembaca. Aspek retoris berisi unsur grafis dan metafora. Unsur grafis yang ditemukan dalam berita ini adalah judul yang bercetak tebal dan terdapat satu buah gambar. Metafora ditemukan pada kalimat pernyataan untuk mendeskripsikan gambar.

PUSTAKA RUJUKAN
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.
Firmasyah, T. (Penyunting). (2014). Organda Serukan Mogok. Jakarta: Harian Republika.
Tamtomo, S. E. (2014). Analisis Berita dalam Harian Radar Banten KPK Mulai Telusuri Aliran Uang Atut Sebuah Analisis Wacana Kritis. (Makalah). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Zifana, M dan Fasya, M. (2013). Representasi Presiden Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemberitaan Kasus Daging Sapi Impor di Harian Umum Tempo dan Republika. Dalam Yanti (Penyunting), Prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kesebelas Tingkat Internasional (hlm. 193-199). Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya.
Zifana, M dan Muniroh, R.D.D. (2013). Strategi Harian Umum Jurnal Nasional dalam Mempresentasikan Anas Urbaningrum pada Pemberitaan Kasus Korupsi Hambalang. Dalam Yanti (Penyunting), Prosiding Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya Kesebelas Tingkat Internasional (hlm. 7-14). Jakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Definisi

CONTOH DARI LIMA MACAM DEFINISI 1.       Contoh Definisi Sinonim Definisi sinonim adalah salah satu proses pemberian makna sebuah kata dengan memberikan sinonimnya atau kata-kata yang sama artinya. Berikut di bawah ini contoh dari definisi sinonim. 1)       Kata bohong sama maknanya dengan kata dusta 2)       Kata buram sama maknanya dengan kata kelam 3)       Kata gambaran sama maknanya dengan kata potret 4)       Kata cerita sama maknanya dengan kata kisah 5)       Kata ambigu sama maknanya dengan kata taksa 2.       Contoh Definisi Etimologi Definisi etimologi adalah salah satu proses pemberian makna sebuah kata dengan membatasi pengertian sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologinya dari arti awal hingga arti sekarang. Berikut di bawah ini contoh dari definisi etimologi. 1...

Resensi Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah

Identitas buku: Judul                 : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah Penulis              : Tim Redaksi BIP Penerbit             : Bhuana Ilmu Populer (BIP) Tahun  terbit     : Cetakan pertama, 2018 Ukuran              : 14 cm x 21 cm Tebal                : xi + 174 halaman Bangsa yang hebat adalah bangsa yang menjunjung bahasa persatuannya sendiri, bahasa Indonesia. Namun, terkadang kita sebagai pemakai bahasa Indonesia masih kesulitan dalam menggunakan kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Faktanya, banyak dari kita yang bahkan masih kebingungan dalam penggunaan huruf kapital, menulis kata berimbuhan, pemaka...

Komik Plants vs. Zombies: Komik Edukasi Penambah Wawasan Sains

Identitas buku: Judul                 : Komik Sains Plants vs. Zombies - Serangga Penulis              : Xiao Jiang Nan Penerbit            : Bhuana Ilmu Populer (BIP) Tahun  terbit     : Cetakan pertama, 2019 Ukuran            : 18 cm x 24 cm Tebal               : 120 halaman Harga               : Rp98.000,- Siapa, sih, yang tidak mengenal karakter Plants vs. Zombies? Kita pasti mengenal mereka melalui game -nya yang sangat terkenal itu, kan? Ya, kali ini kita memang akan mengulas komik yang menceritakan kisah tentang karakter Plants vs Zombies. Secara keseluruhan, komik Plants vs. Zombies berisikan...